Menerawang Kebijakan Moneter yang ‘Forward Looking’
Abstract
Dengan mempertimbangkan kemungkinan dampak interaksi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter serta turut memperhatikan sumber pembiayaan bagi penerapan satu kebijakan, tulisan ini berusaha menelaah dampak penerapan kebijakan moneter yang ‘forward looking’. Hasil menerawang mengindikasikan bahwa upaya menerapkan kebijakan moneter yang ‘forward looking’ dalam periode SBI sebagai piranti moneter relatif terbatas. Sempitnya ruang gerak kebijakan moneter yang ‘forward looking’ pada periode SBI ini tersirat dari kemungkinan munculnya fenomena ‘tight monetary paradox’ saat kebijakan moneter ketat diterapkan. Gambaran berbeda bilamana kebijakan moneter yang ‘forward looking’ tersebut diterapkan pada saat piranti yang digunakan adalah surat utang negara (SUN, misalnya T-Bills). Kebijakan moneter yang ‘forward looking’ dalam periode T-Bills ini terindikasi lebih leluasa bergerak untuk mengendalikan inflasi ke depan. Indikasi lain yang juga terlihat dari tulisan ini adalah sulitnya bagi kebijakan moneter yang ‘forward looking’ untuk dapat berdiri sendiri dalam formulasi kebijakan moneter. Meski dengan bobot yang lebih kecil dibandingkan bobot yang diberikan kepada proyeksi inflasi, formulasi kebijakan moneter masih tetap perlu mempertimbangkan kondisi inflasi yang sedang terjadi untuk melengkapi kebijakan moneter yang forward looking tersebut.
Downloads
References
Alamsyah, Halim, Agung, J., Budiman, A., Affandi, Y., (2003), “Perubahan Struktural dan Kebijakan Moneter Pasca Krisis: Retrospek dan Framework ke Depan”, paper Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Bank Indonesia pada seminar ISEI di Malang 14-15 Juli 2003
Batini, N. dan Haldane, A.G. (1999), “Forward-Looking Rules for Monetary Policy” dalam John B. Taylor, eds, “Monetary Policy Rules’, The University of Chicago Press, London Buffie, Edward F (2003),”Tight Money, Real Interest Rates, and Inflation in Sub-Saharan Africa”, IMF Staff Papers, Vo. 50, No.1
Darsono, Hutabarat, A.R., Wimanda, R.E., Handayani, D.E. (2002), “Disain Policy Rule untuk Indonesia”, Working Paper, Program Kerja Strategis, Bank Indonesia, Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Bagian Studi Sektor Riil
Hutabarat, A.R., Anglingkusumo, R., Madjardi, F., dan Wimanda, R.E. (2000), “Policy Rules untuk Pengendalian Inflasi secara Forward Looking”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan Vol. 3, Nomor 3, Desember, Bank Indonesia
Hutabarat, A.R., (2003), “Suku Bunga SBI dan Proyeksi Inflasi”, Occasional Paper Bagian Studi Sektor Riil - Bank Indonesia, Agustus
Leeper, E.M.dan J.E. Roush (2003), “Putting ‘M’ Back in Monetary Policy”, NBER WP 9552, March
Leeper, Eric M., (2002) “A Model of Monetary and Fiscal Policy Interactions”. Indiana University, unpublished
McCallum, Bennet T. (2001), “Monetary Policy Analysis in Model without Money”, Federal Reserve Bank of St. Louis, July/August
Meltzer, A.H. (2001), “The transmission process”, dalam “The Monetary Transmission Process: Recent Development and Lesson for Europe, Palgrave, London, Deutsche Bundesbank, 112-130
Mochtar, Firman (2003), “SBI, T-Bills dan Pengendalian Inflasi”, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol. 6 No.2, September
Poerwadarminta, W.J.S. (1986), “Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Cetakan IX, Jakarta
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan / Bulletin of Monetary Economics and Banking is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.