RESTRUKTURISASI PERBANKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMULIHAN KEGIATAN EKONOMI DAN PENGENDALIAN MONETER

  • Halim Alamsyah

Abstract

Krisis nilai tukar yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 telah mengakibatkan krisis perbankan yang parah di Indonesia. Kondisi ini mendorong dilakukannya restrukturisasi perbankan di Indonesia yang bertumpu kepada tiga strategi, yakni (a) bagaimana memulihkan kepercayaan terhadap perbankan nasional; (b) meningkatkan solvabilitas perbankan (penyelesaian masalah stock); dan (c) memberdayakan kembali operasional perbankan (penyelesaian masalah flow).

Evaluasi hingga awal tahun 1999 menunjukkan bahwa proses restrukturisasi perbankan tersebut relatif berjalan lamban. Dibandingkan dengan negara-negara Asia lainnya yang terkena krisis perbankan dan dewasa ini sedang melakukan langkah restrukturisasi perbankan, proses restrukturisasi perbankan di Indonesia relatif tertinggal. Hingga dewasa ini proses restrukturisasi perbankan masih berada pada tahap penyelesaian masalah solvabilitas bank melalui program rekapitalisasi. Biaya rekapitalisasi juga diperkirakan akan sangat besar, yakni mencapai sekitar Rp330 triliun atau 30% dari PDB, yang sebagian besar akan dibiayai melalui penerbitan obligasi pemerintah. Kompleksnya permasalahan yang dihadapi, tidak terdapatnya lembaga penanggung jawab pelaksanaan restrukturisasi perbankan yang mandiri, serta belum terdapatnya kesamaan visi secara nasional dalam penyelesaian masalah solvabilitas perbankan nasional merupakan hambatan-hambatan utama yang berada dibalik tersendatnya program restrukturisasi perbankan di Indonesia.

Proses restrukturisasi perbankan yang relatif lamban tersebut menurut penulis akan membawa akibat tertundanya proses pemulihan kegiatan ekonomi Indonesia bila dibandingkan dengan negara-negara lain yang juga mengalami krisis ekonomi. Selain itu, program rekapitalisasi perbankan akan memberikan tekanan yang amat berat kepada posisi keuangan negara dalam jangka menengah-panjang. Tanpa adanya langkah-langkah penyesuaian di bidang fiskal serta penyempurnaan proses pengembalian dana rekapitalisasi yang transparen, cepat dan efisien maka pengendalian moneter akan menghadapi tantangan yang berat akibat membengkaknya defisit anggaran negara di masa-masa mendatang.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Alexander, William E., Jeffrey M. Davis, Liam P. Ebrill, and Carl-Johan Lindgren, Systemic Bank Restructuring and Macroeconomic Policy, IMF, Washington D.C.,1997

Benston, George J et. al, Perspectives on Safe and Sound Banking – Past, Present, and Future, Cambridge, Massahusetts, MIT Press, 1986

Daniel, James A., Fiscal Aspects of Bank Restructuring, IMF Working Paper 97/52, Washington D.C.,1997

Flood, R. and Peter Garber, A Systematic Banking Collapse in a Perfect Foresight World, NBER Working Paper No.691, 1981

Ibrahim, Maulana, Strategi Restrukturisasi Perbankan, Bahan Diskusi pada SESPIBI XXIII, Jakarta, 1998

Khan, Mohsin, and M.Knight, “Stabilisation Programs in Developing Countries: A Formal Framework”, IMF Staff Papers, 1981

Kindleberger, C.P., Mania, Panics, and Crashes: A History of Financial Crises, New York, Basic Books, 1978

Laporan Tahunan Bank Indonesia 1997/98, Jakarta, Mei 1998

Macroeconomic Policy, IMF, Washington D.C., 1996

Pazarbasioglu, Ceyla and Jan Willem van der Vossen, “Main Issues and Challenges in Designing Bank-Restructuring Strategies”, in Central Bank Reform in the Transition Economies, ed by Sundararajan, Arne Peterson, and Gabriel Sensenbrenner, IMF, Washington D.C.,1997.

Prawiranata, Iwan R., Gambaran Pelaksanaan Penyehatan Bank, Bahan Diskusi pada SESPIBI XXIII, Jakarta, 1 Oktober 1998

Sheng, Andrew, Bank Restructuring : Techniques and Experience, Washington D.C., 1992

Sundararajan V and Thomas J.T. Balino, Banking Crises: Cases and Issues, IMF, Washington D.C., 1991

PlumX Metrics

Published
2003-10-11
How to Cite
Alamsyah, H. (2003). RESTRUKTURISASI PERBANKAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEMULIHAN KEGIATAN EKONOMI DAN PENGENDALIAN MONETER. Buletin Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 1(3), 121-145. https://doi.org/10.21098/bemp.v1i3.180
Section
Articles